Kamis, September 02, 2010

7 Pulau Terluar Di Kepulauan Riau Yang Rawan Konflik


Ada tujuh pulau terluar di Kabupaten Natuna yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Vietnam dan Malaysia. Masing-masing pulau itu adalah Pulau Tokong Boro, Pulau Siumun, Pulau Sebetul, Pulau Sekatung, Pulau Subi Kecil, dan Pulau Senoa.
Data ini berdasar kajian sementara kebijakan strategis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), yang disampaikan koordinator tim peneliti pusat kajian FISIP UMRAH Wahjoe Pangestoeti, di Hotel Caesar, Rabu (1/9).
Menurut Wahjoe, penelitian tersebut untuk menyusun model pengelolaan daerah perbatasan, dengan membentuk badan pengelolaan daerah perbatasan di Kepri.
“Sudah dua bulan kami melakukan penelitian. Nantinya ke tujuh pulau terluar tersebut akan ditempatkan batas wilayah pulau terluar di setiap kota perbatasan dan kabupaten,” ujarnya.
Wahjoe mencatat, di Provinsi Kepri selain Kabupaten Natuna, ada beberapa daerah pulau terluar lainnya. Ada 19 pulau terluar di Kepri seperti di Batam, Karimun dan Anambas.
“Ini penting, karena untuk mengantisipasi terjadinya konflik perebutan batas wilayah, yang selama ini sering terjadi antara negara tetangga terutama di Kepri,” kata Wahjoe.
Wahjoe mencontohkan, Pulau Sekatung di Natuna merupakan pulau terluar yang paling dekat dengan negara tetangga Vietnam yang dapat ditempuh sekitar 5 jam menggunakan kapal motor. Kondisi seperti ini sangat berpotensi terjadinya rawan konflik perebutan batas wilayah. Sementara model batas wilayah masih diteliti.
sumber : disini
SARAN : Semoga semua yang diwacanakan ini tidak hanya sekedar menjadi wacana, jangan biaya untuk pengamanan perbatasan ini di korupsi, dan yang paling penting jangan terlalu sibuk membangun di daerah pusat (Jakarta dan Pulau Jawa) saja. Ingat negara Indonesia ini luas, masyarakatnya banyak, merata di mana-mana daerah, jika pemerintah sibuk memikirkan bagaimana caranya memperkaya diri sendiri maka jangan heran kalau wilayah negara ini makin lama makin habis di curi oleh negara luar. Dan baru setelah kejadian konflik wilayah seperti ini (kejadian di Tanjung Berakit)aja baru sibuk seperti kebakaran jenggot, kalo gak ada konflik saya yakin gak bakal di urus daerah-daerah perbatasan seperti yang saya tempati saat ini.